Pada zaman Kerajaan Padjadjaran yang dipimpin oleh Sri Baduga Maharaja, Karawang merupakan salah satu daerah kekuasaan dari Pajajaran. Daerah ini merupakan kota Pelabuhan di tepi Sungai Citarum. Penyebutaan Karawang berasal dari kata ‘Karawaan’ yang mengandung arti bahwa daerah ini banyak terdapat rawa. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya daerah yang menggunakan kata rawa di depannya seperti, Rawa Gabus, Rawa Monyet, dan Rawa Merta.
Penduduk Karawang semula beragama Hindu. Semenjak takluk dan berada di bawah Kesultanan Banten, masyarakat Karawang berpindah keyakinan ke Agama Islam. Hal ini terjadi setelah Syekh Hasanudin bin Yusuf Idofi, yang terkenal dengan sebutan “Syekh Quro”, datang dan menetap di Karawang untuk mengajarkan agama Islam dan membaca Al-Qur’an.
Karawang menjadi daerah berpemerintahan sendiri, direbut oleh Kesultanan Mataram, di bawah pimpinan Wiraperbangsa dari Sumedang Larang tahun 1632. Kesuksesannya adalah menempatkan dirinya sebagai wedana pertama dengan gelar Adipati Kertabumi III. Semenjak masa ini, sistem irigasi mulai dikembangkan di Karawang dan perlahan-lahan daerah ini menjadi daerah pusat penghasil beras utama di Pulau Jawa hingga akhir abad ke-20.
Karawang menjadi kabupaten dengan bupati pertama Raden Singaperbangsa bergelar Kertabumi IV yang dilantik 14 September 1633. Tanggal ini menjadi hari jadi Kabupaten Karawang. Selanjutnya, bupati yang memerintah Kabupaten Karawang berturut-turut adalah R. Anom Wirasuta (1677-1721), R. Jayanegara (gelar R.A Panatayuda II (1721-1731)), R. Martanegara (R. Singanagara dengan gelar R. A Panatayuda III (1731-1752)), R. Mohamad Soleh (gelar R. A Panatayuda IV (1752-1786)). Pada rentang ini terjadi peralihan penguasa dari Mataram kepada VOC sampai datangnya kekuasaan Inggris ( 1811-1816).
Kabupaten Karawang dihapuskan dan baru dihidupkan kembali sekitar tahun 1820 dan Bupati pertamanya R.A.A. Surianata. Sejarah kedudukan Ibukota Kabupaten Karawang dapat dikemukakan sebagai berikut.
1. Kabupaten Karawang dengan Ibukotanya di Karawang selama 166 tahun, yakni dari tahun 1653-1819;
2. Kabupaten Karawang dengan Ibukotanya di Wanayasa selama 10 tahun, yakni dari sekitar tahun 1820-1830; dan
3. Kabupaten Karawang dengan Ibukotanya di Purwakarta selama 119 tahun, yakni dari tahun 1830-1949.
Melalui keputusan Wali Negara Pasundan Nomor 12 pada tanggal 29 Januari 1949, Kabupaten Karawang dipecah menjadi 2, yaitu Karawang Barat dengan Ibu Kota Karawang dan Karawang Timur menjadi Kabupaten Purwakarta dengan Ibukota di Subang.
Dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten di lingkungan Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Karawang secara resmi dinyatakan sebagai Kabupaten yang berdiri sendiri dengan Ibukota di Karawang
Penduduk Karawang semula beragama Hindu. Semenjak takluk dan berada di bawah Kesultanan Banten, masyarakat Karawang berpindah keyakinan ke Agama Islam. Hal ini terjadi setelah Syekh Hasanudin bin Yusuf Idofi, yang terkenal dengan sebutan “Syekh Quro”, datang dan menetap di Karawang untuk mengajarkan agama Islam dan membaca Al-Qur’an.
Karawang menjadi daerah berpemerintahan sendiri, direbut oleh Kesultanan Mataram, di bawah pimpinan Wiraperbangsa dari Sumedang Larang tahun 1632. Kesuksesannya adalah menempatkan dirinya sebagai wedana pertama dengan gelar Adipati Kertabumi III. Semenjak masa ini, sistem irigasi mulai dikembangkan di Karawang dan perlahan-lahan daerah ini menjadi daerah pusat penghasil beras utama di Pulau Jawa hingga akhir abad ke-20.
Karawang menjadi kabupaten dengan bupati pertama Raden Singaperbangsa bergelar Kertabumi IV yang dilantik 14 September 1633. Tanggal ini menjadi hari jadi Kabupaten Karawang. Selanjutnya, bupati yang memerintah Kabupaten Karawang berturut-turut adalah R. Anom Wirasuta (1677-1721), R. Jayanegara (gelar R.A Panatayuda II (1721-1731)), R. Martanegara (R. Singanagara dengan gelar R. A Panatayuda III (1731-1752)), R. Mohamad Soleh (gelar R. A Panatayuda IV (1752-1786)). Pada rentang ini terjadi peralihan penguasa dari Mataram kepada VOC sampai datangnya kekuasaan Inggris ( 1811-1816).
Kabupaten Karawang dihapuskan dan baru dihidupkan kembali sekitar tahun 1820 dan Bupati pertamanya R.A.A. Surianata. Sejarah kedudukan Ibukota Kabupaten Karawang dapat dikemukakan sebagai berikut.
1. Kabupaten Karawang dengan Ibukotanya di Karawang selama 166 tahun, yakni dari tahun 1653-1819;
2. Kabupaten Karawang dengan Ibukotanya di Wanayasa selama 10 tahun, yakni dari sekitar tahun 1820-1830; dan
3. Kabupaten Karawang dengan Ibukotanya di Purwakarta selama 119 tahun, yakni dari tahun 1830-1949.
Melalui keputusan Wali Negara Pasundan Nomor 12 pada tanggal 29 Januari 1949, Kabupaten Karawang dipecah menjadi 2, yaitu Karawang Barat dengan Ibu Kota Karawang dan Karawang Timur menjadi Kabupaten Purwakarta dengan Ibukota di Subang.
Dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten di lingkungan Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Karawang secara resmi dinyatakan sebagai Kabupaten yang berdiri sendiri dengan Ibukota di Karawang
0 comments:
Post a Comment